Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Penelitian kualitatif lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari
mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara
mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan
penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil
yang diwawancarai secara mendalam(Wikipedia: 2009)
Menurut Brannen (1997: 9-12), secara epistemologis memang ada sedikit
perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian
kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori
ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting keduanya,
terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument
pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data.
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif) adalah
penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau
komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan
berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir
tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan
pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian
kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak
dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri.
Penelitian kualitatif banyak diterapkan
dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup
berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik
dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui
berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan,
penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik,
penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik
dan studi kasus.
Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti
transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan
artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian
teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif
adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial
dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.
1. Pengertian Data Kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi,
karakteristk berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data ini biasanya
didapat dari wawancara dan bersifat subjektif sebab data tersebut ditafsirkan
lain oleh orang yang berbeda (Riduan, 2003: 5-7). Data kualitatif dapat diberi
dalam bentuk ordinal atau rangking (skala yang diurutkan dari jenjang terendah
atau sebaliknya).
Setiap peneliti selalu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi
dari lapangan dan kemudian mereka akan memperoleh data kualitatif yang banyak.
Yang dimaksud data kualitatif menurut Ryan dan Bernard (2002), adalah semua
informasi yang berupa test, sit com, email, cerita rakyat, sejarah kehidupan,
yang berguna untuk membangun dan mengarahkan pada pengembangan pengertian yang
mendalam atas dasar setting orang-orang yang diteliti.
Data tersebut biasanya masih berupa data kasar di antaranya seperti:
catatan kancah yang sumbernya bermacam-macam, termasuk sebagai tulisan tangan,
tape recorder, ringkasan dokumen dan sebagainya. Data yang ada tanpa melalui
angka administrasi secara sistematis dan selanjutnya dianalisis. Analisis data
dalam penelitian kualitatif, pada prinsipnya berbeda dengan analisis pada data
kuantitatif. Jika pada penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah
proses pengumpulan data dari lapangan, maka pada penelitian kualitatif, langkah
analisis telah dimulai sejak peneliti terjun ke kancah untuk mengambil data
yang pertama kali melalui kegiatan refleksi. Pada saat itu secara kontinyu atau
on going peneliti mulai menggunakan data yang ada untuk mencapai tujuan
penelitian yaitu memecahkan fokus penelitian.
Menurut Lofland & Lofland (1984: 47) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain.
Sementara Barney G. Glasser dan Anselm L. Strauss mengatakan bahwa
sumber-sumber data kualitatif baru, oleh para ilmuwan sosial untuk tujuan
tertentu mereka kebanyakan menggunakan dokumen yang dihasilkan oleh orang lain
seperti: surat-surat, biografi, otobiografi, catatan memori bahan pidato, novel
serta berbagai bentuk non fiksi cenderung dipakai untuk penggunaan
tujuan-tujuan tertentu. Penggunaannya bermacam-macam seperti: (1) materi itu
bisa dipakai terutama pada hari-hari permulaan penelitian, untuk membantu
peneliti memahami bidang substantive yang telah ditentukan untuk dikaji, (2)
sumber-sumber kualitatif ini dipakai untuk analisis deskriptif, seperti dalam
penelitian tentang kewiraswastaan atau partai politik, misalnya menganalisis
tradisi ilmu pengetahuan politik dan sejarah, tapi sudah diarahkan pada
sosiologi. Penggunaan data kualitatif ini sudah meluas dan sangat bermanfaat,
(3) dibentuklah kajian-kajian khusus yang sangat empiris, seperti bila isi
novel atau surat kabar dikaji tentang apa yang ditampilkan dari satu zaman,
satu kelompok, atau cita rasa yang sedang berubah di satu negara. Rangkaian
terbatas dari materi kualitatif yang digunakan oleh para sosiolog ini sebagian
besar karena mereka kebetulan memfokuskan diri pada verifikasi. Untuk sebagian
besar peneliti, data kualitatif ini sebenarnya mirip dengan hasil kerja
lapangan dan interview, yang dikombinasikan dengan dokumen “latar belakang” apa
saja yang mungkin diperlukan untuk membuat penelitian itu sejajar dengan
konteks. Sebagian sosiolog tidak pernah memikirkan perpustakaan sebagai satu
sumber data riil untuk penelitian mereka.
Data kualitatif merupakan sumber-sumber dari deksripsi yang sangat luas dan
berlandaskan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi
dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan
memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup
pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan
bermanfaat. Data kualitatif lebih condong dapat membimbing kita untuk
memperoleh penemuan-penemuan yang tak diduga sebelumnya dan untuk membentuk
kerangka teoritis baru, data tersebut membantu para peneliti untuk melangkah
lebih jauh dari praduga dan kerangka kerja awal. Seperti yang dikemukakan oleh
Smith 1978 (Miles & Huberman, 1992: 1), penemuan-penemuan dari penelitian
kualitatif mempunyai “mutu yang tak dapat disangkal”. Kata-kata, khususnya
bilamana disusun ke dalam bentuk cerita atau peristiwa, mempunyai kesan yang
lebih nyata, hidup, dan penuh makna, seringkali jauh lebih meyakinkan
pembacanya, peneliti lainnya, pembuat kebijakan, praktisi daripada
halaman-halaman yang penuh dengan angka-angka.
2. Yang terpenting dalam analisis data kualitatif
Menurut Miles & Huberman (1992: 16) “Bahwa analisis terdiri dari tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
- Reduksi Data; reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung
terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif
berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu
penelitiannya memutuskan (acapkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka
konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan
pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung,
terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur
tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi
data/transfoemasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan
akhr lengkap tersusun.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Dengan “reduksi data” peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai
kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan transformasikan dalam
aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau
uraian singkat, menggolongkan-nya dalam satu pola yang lebih luas, dsb. Kadangkala
dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkat-peringkat, tetapi
tindakan ini tidak selalu bijaksana.
- Penyajian Data; Miles & Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian
yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang
valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat
melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang
benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang
dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
- Menarik Kesimpulan; Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman
hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.
Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran
penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga
dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk
mengembangkan “kesepakatan intersubjektif” atau juga upaya-upaya yang luas
untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya.
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Moleong (1989: 190), “bahwa
analisis data pada umumnya mengandung tiga kegiatan yang saling terkait yaitu
(a) kegiatan mereduksi data, (b) menampilkan data, dan (c) melakukan verifikasi
untuk membuat kesimpulan”.
Sementara Sukardi (2006: 72), mengatakan “Bahwa Ada beberapa elemen penting
dalam analisis data yang penting dalam analisis data kualitatif yang perlu
terus diingat oleh setiap peneliti dalam melakukan kegiatan analisis data
adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Proses analisis data mestinya dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah
membuat rangkuman untuk setap kontak atau pertemuan dengan responden. Dalam
merangkum data biasanya ada satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan
kegiatan tersebut. Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat abstraksi,
yaitu membuat ringkasan yang inti, proses, dan persyaratan yang berasal dari
responden tetap dijaga. Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti
melakukan reduksi data yang kegiatannya mencakup unsur-unsur spesifik termasuk
(1) proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan
setiap kelompok data, (2) menyusun data dalam satuan-satuan sejenis.
Pengelompokkan data dalam satuan yang sejenis ini juga dapat diekuivalenkan
sebagai kegiatan kategorisasi/variable, (3) membuat koding data sesuai dengan
kisi-kisi kerja penelitian. Kegiatan lain yang masih termasuk dalam mereduksi
data yaitu kegiatan memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer dari data
kasar ke catatan lapangan. Dalam penelitian kualitatif-naturalistik, ini merupakan
kegiatan kontinyu dan oleh karena itu peneliti perlu sering memeriksa dengan
cermat hasil catatan yang diperoleh dari setiap terjadi kontak antara peneliti
dengan responden.
b. Menampilkan Data
Pada proses ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan
cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel agar peneliti lain atau
pembaca laporan penelitian mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu
ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display
data yang baik dan tampak jelas alur pikirnya, adalah merupakan hal yang sangat
didambakan oleh setiap peneliti karena dengan display yang baik
merupakan satu langkah penting untuk menuju kea rah jalan lancer untuk mencapai
analisis kualitatif yang valid dan handal.
c. Verifikasi Data
Pada langkah verifikasi peneliti sebaiknya masih tetap mampu, di samping
tetap menuju ke arah kesimpulan yang sifatnya terbuka, juga peneliti masih
dapat menerima masukan data dari peneliti lain. Bahkan pada langkah verifikasi
ini sebagian peneliti juga masih kadang ragu-ragu untuk meyakinkan dirinya
apakah mereka dapat mencapai pada tingkat final, di mana langkah pengumpulan
data dinyatakan berakhir. Untuk dapat menggambarkan dan menjelaskan kesimpulan
yang memiliki makna, seorang peneliti pada umumnya dihadapkan pada dua
kemungkinan strategi atau taktik penting, yaitu: (1) memaknai analisis
spesifik, (2) menarik serta menjelaskan kesimpulan.
1. Taktik untuk Memaknai
Menurut Huberman bahwa manusia merupakan penemu makna, yaitu mereka bisa
mendapatkan arti suatu gejala yang semula berserakan menjadi memiliki makna
arti mendalam tertentu dalam waktu relative cepat. Dan bila dicermati lebih jah
Dia mengatakan bahwa ada beberapa cara cepat untuk menggerakkan dari semula
gejala yang ada dan bergerak sehingga memiliki makna. Beberapa cara tersebut di
antaranya yaitu (1) counting atau menghitung untuk menjelaskan apa yang ada di
sama, (2) melihat kemungkinannya, (3) mengelompokkan atau clustering, (4)
membantu para peneliti melihat “what goes with what” (apa yang terjadi
dengan apa), dan kemudian dikaitkan dengan methapore gejala yang ada, (5)
mencapai integrasi antara di antara data-data yang berbeda, (6) melihat
keterkaitan mereka secara abstrak, termasuk dalam hal ini menjumlahkan dari
particular kea rah general, (7) factoring, (8) analisis analogi seperti yang
dilakukan dalam teknik kuantitatif, (9) menentukan variebel perantara atau intervening
variable, (10) membangun rantai logika dari data yang ada, (11) akhirnya
membangun konsep-konsep dari teori yang bervariasi.
2. Mengkonfirmasi Makna
Untuk mengetahui kualitas data, seorang peneliti dapat menilai melalui
beberapa metode seperti: mengecek representativenes atau keterwakilan
data, mengecek dari pengaruh peneliti, mengecek melalui triangulasi, melakukan
pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya, membuat
perbandingan atau mengkontraskan antara variabel, dan penggunaan kasus ekstrim
yang direalisasi dengan memaknai data out liers. Dengan mengkonfirmasi makna
dari data-data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih,
diharapkan peneliti akan memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk
mendukung tercapainya tujuan penelitian. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar